Halaman

Selasa, 22 April 2014

Untukmu Tuan, ini yang terakhir

Tuan, aku ingin menceritakanmu sekali lagi disini, di kolom yang tidak begitu besar ini. Aku tidak dendam padamu, mungkin jika mereka yang mengenalmu bertanya mengapa aku selalu menulis tentangmu disini, jawabannya karena hanya ini yang dapat ku lakukan.

Bukan tentang kenangan bukan pula tentang kesakitan yang selalu kau toreh. Hatiku sudah begitu kebal dan berlapis hingga 7 lapisan baja di sana. Kesakitan yang tuan beri hanya mampu menembus beberapa lapis saja. Tidak sampai ke dasarnya. Maka dari itu aku berani membiarkan hatiku jatuh cinta lagi, tapi bukan kepadamu Tuan. Hatiku sudah tidak mengenalmu.


Dan sekarang sudah tidak banyak kalimat yang bisa ku tulis lagi, karena hanya kalimat ini yang tersisa. Setelah ku tuliskan titik di akhir kalimat ini maka selesai lah sudah semua tentang anda Tuan, semoga bahagia dengan pilihanmu. 

Minggu, 20 April 2014

Aku Tahu Tentang Satu Hal

Terimakasih sudah memilihku selama empat tahun ini, dan terimakasih juga sudah meninggalkanku. Sekarang aku tau penyebabnya, masih sama seperti yang dulu, teman kecilmu. Aku bahkan tidak tau harus berkata seperti apa lagi. 2 tahun belakangan ini kau bilang kau sudah melupakannya dan memilihku, tapi nyatanya kau pergi karena alasan itu.

Kau tau rasanya? Tidak terlalu sakit.

Aku sudah cukup dewasa untuk memahaminya, aku tau di setiap pilihan akan ada yang terluka dan sakit. Aku hargai pilihanmu, mungkin lebih baik sakit saat ini daripada bertahan hingga bertahun-tahun kemudian tapi nyatanya kau bukan untukku.
Aku ingat surat kecil yang kau tuliskan pagi itu untukku kau bilang kepadaku untuk selalu di sampingmu, karena kau akan selalu ada di sampingku juga, lalu kau bilang tidak akan ada perih dan luka di antara kita. Ah lucunya kata-kata itu, kenapa tidak dari dulu kau pergi saja bajingan!
Dan bodohnya aku yang begitu polos ini mempercayai kata-katamu. Mungkin aku perlu masuk kelas khusus mempelajari bagaimana cara mebedakan manusia yang penuh kalimat manis seperti dirimu dan yang tulus dari hati yang paling dalam.
Aku biarkan hatiku hancur berkeping tanpa sisa dan tanpa bekas sedikitpun. Tidak ada lagi cinta didalamnya bahkan untuk seorang bajingan sepertimu. Bahkan aku sudah lupa apa yang pernah kulalui bersama pembohong sepertimu.


Selamat ya hadiahmu telah di terimanya, semoga kau jadi suaminya kelak, berdoalah kepada semesta agar mereka lupa akan karma yang akan berlaku. Atau berdoalah kepada semesta agar mereka merestui pembohong sepertimu. Dan jangan kau permainkan wanita yang baik itu, dia sangat cantik, dia terlalu baik untukmu. Dan dia mungkin tidak berdaya jika kau sakiti hatinya. 

Jumat, 18 April 2014

Pergilah

menangisimu sepanjang malam bukan hal yang bagus untukku. cukup dua tahun yang lalu aku menangisimu, membiarkan hatiku tergores luka yang begitu dalam. dan bersusah payah memperbaikinya kembali, meskipun pada akhirnya akan berakhir seperti ini. Empat tahun bukan waktu yang singkat. empat tahun itu aku gunakan untuk berusaha mengerti akan kemauanmu dan mengabaikan diriku sendiri. berusaha menjadi yang terbaik walaupun hasilnya akan seperti ini, beberapa hari yang lalu aku menyesalinya. seharusnya aku mendengarkan kata Ibuku empat tahun yang lalu, ah insting seorang Ibu memang benar-benar tajam. 
Hingga kau pergi yang menurutku kepergianmu itu tanpa alasan, walaupun kau bilang kita banyak perbedaan. kenapa kau atas namakan perbedaan setelah empat tahun bersama? kau atau aku yang bodoh. 
Aku tidak ingin menangisimu lagi, seperti kisah dua tahun yang lalu, saat kau benar-benar menggores luka di hatiku. hatiku telah membaja lebih dan lebih kuat. 
kau pergi tanpa alasan, 
pergilah, 
tapi aku harap jangan kembali lagi,
walaupun ada banyak alasan untuk kembali, 
dan biarkan aku mencintai yang lain..