Terimakasih sudah memilihku selama empat tahun ini, dan
terimakasih juga sudah meninggalkanku. Sekarang aku tau penyebabnya, masih sama
seperti yang dulu, teman kecilmu. Aku bahkan tidak tau harus berkata seperti
apa lagi. 2 tahun belakangan ini kau bilang kau sudah melupakannya dan
memilihku, tapi nyatanya kau pergi karena alasan itu.
Kau tau rasanya? Tidak terlalu sakit.
Aku sudah cukup dewasa untuk memahaminya, aku tau di setiap
pilihan akan ada yang terluka dan sakit. Aku hargai pilihanmu, mungkin lebih
baik sakit saat ini daripada bertahan hingga bertahun-tahun kemudian tapi
nyatanya kau bukan untukku.
Aku ingat surat kecil yang kau tuliskan pagi itu untukku kau
bilang kepadaku untuk selalu di sampingmu, karena kau akan selalu ada di
sampingku juga, lalu kau bilang tidak akan ada perih dan luka di antara kita. Ah
lucunya kata-kata itu, kenapa tidak dari dulu kau pergi saja bajingan!
Dan bodohnya aku yang begitu polos ini mempercayai
kata-katamu. Mungkin aku perlu masuk kelas khusus mempelajari bagaimana cara
mebedakan manusia yang penuh kalimat manis seperti dirimu dan yang tulus dari
hati yang paling dalam.
Aku biarkan hatiku hancur berkeping tanpa sisa dan tanpa
bekas sedikitpun. Tidak ada lagi cinta didalamnya bahkan untuk seorang bajingan
sepertimu. Bahkan aku sudah lupa apa yang pernah kulalui bersama pembohong
sepertimu.
Selamat ya hadiahmu telah di terimanya, semoga kau jadi
suaminya kelak, berdoalah kepada semesta agar mereka lupa akan karma yang akan
berlaku. Atau berdoalah kepada semesta agar mereka merestui pembohong
sepertimu. Dan jangan kau permainkan wanita yang baik itu, dia sangat cantik,
dia terlalu baik untukmu. Dan dia mungkin tidak berdaya jika kau sakiti
hatinya.