Halaman

Selasa, 29 Juli 2014

Karena Kamu Keparat !

Entah namanya apa, apakah sebuah permainan atau cobaan. Tapi yang jelas aku menjadi pemeran utamanya disini bersama kamu lelaki yang telah lama bersamaku. Baiklah tapi aku menyebut ini sebuah permainan gilamu.
Iya benar-benar gila, empat bulan menjadi pemeran utama dalam film yang kau sendiri yang membuat alur skenarionya, mungkin..

Aku diam, hanya mengikuti. Ah peranku tidak menarik, menjadi wanita yang tersakiti dan kamu menjadi lelaki yang beruntung, meninggalkan sesuka hatimu, pergi sesuka hatimu, membuang sesukamu lalu kembali sesuka hatimu pula. Awalnya hanya beberapa orang yan memainkannya, ya tepatnya mempermainkan aku. Lebih tepatnya hatiku, hati yang ku jaga, ku basuh, ku lindungi tapi di matamu tidak ada harganya. Bahkan sampai saat ini saat aku menulis kalimat ini, masih ada guratan emosi di setiap sudut kalimat ini. Yaa keybord laptop yang nyaris rusak karena tumpahan emosi di setiap tuts-tutsnya. Sayangnya hanya seperti ini aku bisa menumpahkan semuanya, tidak dengan cacian, makian, juga tidak dengan kekerasa. Hanya lewat tulisan ini, tulisan ini. Dua tahun yang lalu kau membuat kesalahan seperti itu,  aku memakluminya lalu sekarang kau mengulanginya lagi dengan sengaja bahkan lebih sakit dari bantingan keras yang pernah ku terima. Tidak aku tidak menangis, aku hanya terdiam, terdiam memikirkan apa kesalahanku, apa kekurangan hingga kau tega membuangku seperti kaleng kosong, lalu kau tendang sejauh mungkin. Dan tiba-tiba kau datang ingin memungutku lagi. Tega, jahat, kejam, lebih kejam dari apapun.

Jadi salahkah aku mengambil sedikit tindakan dari permainanmu ini, melibatkan beberapa orang lain dalam setiap babak permainan yang kau ciptakan. Aku, aku tidak ingin kalah di beberapa babak, walaupun sakit, sesakit sakitnya. Jika kau benar-benar jeli melihatku kau akan tahu apa yang ada di dalam mataku, rindu yang bercampur dengan kebencian juga sakit. Semuanya kabut dan gelap, bahkan aku merasa seperti bukan diriku lagi. Kau yang membuat semua itu keparat. Itulah hasil karyamu. Tapi bukankah kau sudah merasakan bagaimana berada di posisiku kan? Menarik ulur hati, menjauh lalu mendekat, pergi lalu kembali, seperti itulah yang kau lakukan dua tahun belakangan ini, dan aku hany butuh dua bulan untuk membalik permainan yang kau ciptakan. Cukup membuatmu hancur?


Permainan ini mungkin hanya kita yang mengerti, tanpa member pengertian pada orang-orang yang terlibat di dalamnya. Jahatkah aku? Aku bahkan tidak peduli jika aku di sebut sebagai monster yang pandai mempermainkan perasaan seseorang. Aku tidak peduli lagi. 

Minggu, 15 Juni 2014

...

“I’m in love with you, and I’m not in the business of denying myself the simple pleasure of saying true things. I’m in love with you, and I know that love is just a shout into the void, and that oblivion is inevitable, and that we’re all doomed and that there will come a day when all our labor has been returned to dust, and I know the sun will swallow the only earth we’ll ever have, and I am in love with you.”

Sabtu, 31 Mei 2014

someday!

Kau tau mungkin cara move on yang benar adalah dengan meninggalakan tempat menyakitkan itu untuk sementara. Pergi sejauh mungkin  selama yang kau bisa.
Menurutku ini hal yg benar. Aku dari Kalimantan tepatnya di samarinda. Kota yang paling menyakitkan untukku kota tempat orang-orang menyakitiku. Pergi ke jember lalu ke malang.
Dan di Malang aku belajar untuk tetap hidup.
Belajar menatap ke depan, belajar untuk tidak putus asa dari para pendaki Semeru, belajar bertahan di tengah udara dingin Ranu Pane.

Dan membuka mata melihat ke depan bahwa masih banyak yang peduli dengan keberadaanku dan hatiku. Mereka semua bahkan tau bagaimana dinginnya Ranu pane yang menusuk apalagi untuk org baru sepertiku. Mengajak bercengkrama walaupun aku lihat wajah mereka tampak menyeramkan . tapi seperti itulah hidup pendaki.

Rindu, ya aku rindu saat itu.

Dan suatu saat aku akan bergabung bersama mereka, tidak hanya sampai Ranu Pane tetapi Puncak Semeru. Someday!

Minggu, 04 Mei 2014

...

”Cinta itu datang tanpa di undang. Dan itulah yang membuatku takut. Saat datang, cinta menawarkan secangkir kebahagiaan, tetapi di dalamnya terdapat bermacam rasa pahit. kita memang tidak pernah menduga jika suatu saat akan jatuh hati kepada seseorang yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Satu hal yang kutakutkan saat mulai menyukai seseorang: aku tidak siap jika suatu saat rasa sukaku ini tidak terbalas”

Selasa, 22 April 2014

Untukmu Tuan, ini yang terakhir

Tuan, aku ingin menceritakanmu sekali lagi disini, di kolom yang tidak begitu besar ini. Aku tidak dendam padamu, mungkin jika mereka yang mengenalmu bertanya mengapa aku selalu menulis tentangmu disini, jawabannya karena hanya ini yang dapat ku lakukan.

Bukan tentang kenangan bukan pula tentang kesakitan yang selalu kau toreh. Hatiku sudah begitu kebal dan berlapis hingga 7 lapisan baja di sana. Kesakitan yang tuan beri hanya mampu menembus beberapa lapis saja. Tidak sampai ke dasarnya. Maka dari itu aku berani membiarkan hatiku jatuh cinta lagi, tapi bukan kepadamu Tuan. Hatiku sudah tidak mengenalmu.


Dan sekarang sudah tidak banyak kalimat yang bisa ku tulis lagi, karena hanya kalimat ini yang tersisa. Setelah ku tuliskan titik di akhir kalimat ini maka selesai lah sudah semua tentang anda Tuan, semoga bahagia dengan pilihanmu. 

Minggu, 20 April 2014

Aku Tahu Tentang Satu Hal

Terimakasih sudah memilihku selama empat tahun ini, dan terimakasih juga sudah meninggalkanku. Sekarang aku tau penyebabnya, masih sama seperti yang dulu, teman kecilmu. Aku bahkan tidak tau harus berkata seperti apa lagi. 2 tahun belakangan ini kau bilang kau sudah melupakannya dan memilihku, tapi nyatanya kau pergi karena alasan itu.

Kau tau rasanya? Tidak terlalu sakit.

Aku sudah cukup dewasa untuk memahaminya, aku tau di setiap pilihan akan ada yang terluka dan sakit. Aku hargai pilihanmu, mungkin lebih baik sakit saat ini daripada bertahan hingga bertahun-tahun kemudian tapi nyatanya kau bukan untukku.
Aku ingat surat kecil yang kau tuliskan pagi itu untukku kau bilang kepadaku untuk selalu di sampingmu, karena kau akan selalu ada di sampingku juga, lalu kau bilang tidak akan ada perih dan luka di antara kita. Ah lucunya kata-kata itu, kenapa tidak dari dulu kau pergi saja bajingan!
Dan bodohnya aku yang begitu polos ini mempercayai kata-katamu. Mungkin aku perlu masuk kelas khusus mempelajari bagaimana cara mebedakan manusia yang penuh kalimat manis seperti dirimu dan yang tulus dari hati yang paling dalam.
Aku biarkan hatiku hancur berkeping tanpa sisa dan tanpa bekas sedikitpun. Tidak ada lagi cinta didalamnya bahkan untuk seorang bajingan sepertimu. Bahkan aku sudah lupa apa yang pernah kulalui bersama pembohong sepertimu.


Selamat ya hadiahmu telah di terimanya, semoga kau jadi suaminya kelak, berdoalah kepada semesta agar mereka lupa akan karma yang akan berlaku. Atau berdoalah kepada semesta agar mereka merestui pembohong sepertimu. Dan jangan kau permainkan wanita yang baik itu, dia sangat cantik, dia terlalu baik untukmu. Dan dia mungkin tidak berdaya jika kau sakiti hatinya. 

Jumat, 18 April 2014

Pergilah

menangisimu sepanjang malam bukan hal yang bagus untukku. cukup dua tahun yang lalu aku menangisimu, membiarkan hatiku tergores luka yang begitu dalam. dan bersusah payah memperbaikinya kembali, meskipun pada akhirnya akan berakhir seperti ini. Empat tahun bukan waktu yang singkat. empat tahun itu aku gunakan untuk berusaha mengerti akan kemauanmu dan mengabaikan diriku sendiri. berusaha menjadi yang terbaik walaupun hasilnya akan seperti ini, beberapa hari yang lalu aku menyesalinya. seharusnya aku mendengarkan kata Ibuku empat tahun yang lalu, ah insting seorang Ibu memang benar-benar tajam. 
Hingga kau pergi yang menurutku kepergianmu itu tanpa alasan, walaupun kau bilang kita banyak perbedaan. kenapa kau atas namakan perbedaan setelah empat tahun bersama? kau atau aku yang bodoh. 
Aku tidak ingin menangisimu lagi, seperti kisah dua tahun yang lalu, saat kau benar-benar menggores luka di hatiku. hatiku telah membaja lebih dan lebih kuat. 
kau pergi tanpa alasan, 
pergilah, 
tapi aku harap jangan kembali lagi,
walaupun ada banyak alasan untuk kembali, 
dan biarkan aku mencintai yang lain..

Senin, 24 Maret 2014

Acuh

pernah tidak kau merasa di acuhkan atau sengaja di acuhkan?




aku adalah wanita periang, selalu tertawa, selalu tersenyum, selalu berusaha terlihat tegar.
tapi siapa yang tau bahwa aku menyimpan berjuta rasa sakit yang bahkan bisa membuat asmaku kambuh. aku suka memasak, aku suka bersih-bersih rumah, dan aku suka memberi berjuta-juta perhatian kepada lelaki yang ku sayangi. akhir pekan selalu ku tunggu untuk mencoba berbagai resep yang ku dapat entah di internet, buku resep, di tivi atau di bangku kuliah. ya karena aku kuliah di bidang pangan. lalu dengan senang hati aku menelpon menyuruhnya kerumah memamerkan hasil jerih payahku, tidak peduli berapa banyak goresan pisau yang selalu ku dapat setiap minggunya. aku selalu berusaha memberi yang terbaik, berusaha sebisaku, menjadi wanita sesempurna mungkin. dulu dia pernah mengaku bosan dengan hubunganku. Sakit pastinya. tapi ku acuhkan, aku paham betul makna kesabaran yang selalu ku ingat setiap mau tidur, hasilnya akan indah kan?.
Mungkin jika kau melihatku kau akan bilang aku adalah wanita yang sangat-sangat mandiri. ya mungkin memang benar, aku memaksanya sendiri. Setiap ingin mengeluh tentang hari yang kadang begitu berat aku selalu ingat bentakanmu, suara dengan nada tinggi yang menuntut aku agar bisa sendiri. hingga aku terbiasa seperti ini. Sakit? jawaban sangat benar.
Tapi hari ini aku merasa mulai lelah dengan keadaan seperti ini.
aku selalu merasa sendiri, tidak ada teman mengobrol, tidak ada teman bermain, tidak ada teman jalan.
Apa kau akan terus mengacuhkan aku, hingga aku tidak bisa lagi di acuhkan?

Senin, 10 Februari 2014

Aku Buta Oleh Cinta

Dulu sekali, saat aku begitu bodohnya. Aku pernah merasakan sakit di hati, merasakan bagaimana rasanya di khianati, bagaimana rasanya saat hatimu di remukkan oleh orang yang bertahun-tahun kau cintai. Oleh orang yang  bertahun-tahun bersamamu, mengisi setiap rongga nafasmu bahkan hingga ke ujung alveolusmu.
Menghujam hati dengan besi yang begitu kerasnya hingga lebam, lebam yang tidak akan pernah hilang kecuali, mungkin oleh waktu. Aku memilih memaafkannya, memberikan kesempatan kedua. Jalan cerita yang hanya ada di novel-novel yang aku baca, memaafkan pria yang benar-benar yang telah membuat dingin sekujur tubuhku, vonisnya dia menyukai wanita lain.

Mungkin jika dulu aku bersikap sama seperti wanita kebanyakan, pergi meninggalkannya berlabuh ke pria lain, aku akan kehilangannya dan menyesali perbuatan bodoh itu seumur hidupku. Dan langkahku berbeda, aku memaafkannya, berusaha berjibaku dengan si masalalu dengan keyakinan bahwa aku adalah pemenangnya.

Entah bagaimana kelanjutannya, aku merasa hati yang lebam ini mulai tersembuhkan, kadang ada saja hantaman ringan disana sedikit agak sakit rasanya, tapi pilihanku yaitu bertahan dengan segala kemampuanku, kembali dan terus berjibaku melawan dan berharap jadi pemenang. Aku tidak pernah bertanya sampai kapan aku akan selalu begini. Tidak ada lelah yang kurasakan

Aku sangat senang jika aku bisa melakukan sesuatu yang berguna untuknya, apapun. Bahkan jika orang-orang diluar sana mencaci kebodohanku, mungkin aku di butakan oleh cinta. Ya aku memang di butakan oleh cinta.


Selasa, 28 Januari 2014

Semesta di 20 Januari

20 Januari 2014...
Selamat Ulang Tahun sayang, selamat telah menginjak usia 21 tahun. 
langkahmu akan selalu ku iringi
semoga Tuhan selalu menjagamu
semoga Tuhan selalu memberimu anugerah yang luar biasa 

berdoalah, ucapkan keinginanmu dengan lirih
agar semesta meng-aminkannya
agar Tuhan mengabulkannya

Selamat Ulang Tahun Didit Satya Prayogi :) 



Selasa, 07 Januari 2014

Mengapa Selalu Kutulis Sajak

mengapa selalu ku tulis sajak
apabila kerinduan tiba-tiba menyerbuku
Mengapa harus sajak, kekasihku, mengapa harus ia
Yang mampu kupersembahkan keadamu

Seandainya sebuah tugas
Maka kuterima ia sebagai tugas
Akan kujalani sampai nyawaku terlepas
Seandainya sebuah sembahyang
Akan kuusir segala bayangan yang datang
Yang selalu mengusik kekhusyukanku

Mengapa selalu saja yang kutulis itu
Apabila pertanyaan-pertanyaan mengepungku
Selalu sajak, kekasihku, mengapa selalu ia
yang mampu meberondongku kepadamu

seandainya sebuah kutukan
maka kuterima ia sebagai kutukan
akan kujalani dengan penuh ketulusan
seandainya sebuah peleburan
telah lama kurelakan seluruh hidupku
menjadi sekedar debu di bawah telapak kakimu.

mengapa selalu kutulis sajak
apabila kesepian benar-benar menghanguskanku
mengapa hanya sajak, kekasihku, mengapa hanya ia
yang mampu kuisyaratkan sebagai satu-satunya



Tulisan Pada Tembok
-Acep Zamzam Noor-