Halaman

Senin, 24 Maret 2014

Acuh

pernah tidak kau merasa di acuhkan atau sengaja di acuhkan?




aku adalah wanita periang, selalu tertawa, selalu tersenyum, selalu berusaha terlihat tegar.
tapi siapa yang tau bahwa aku menyimpan berjuta rasa sakit yang bahkan bisa membuat asmaku kambuh. aku suka memasak, aku suka bersih-bersih rumah, dan aku suka memberi berjuta-juta perhatian kepada lelaki yang ku sayangi. akhir pekan selalu ku tunggu untuk mencoba berbagai resep yang ku dapat entah di internet, buku resep, di tivi atau di bangku kuliah. ya karena aku kuliah di bidang pangan. lalu dengan senang hati aku menelpon menyuruhnya kerumah memamerkan hasil jerih payahku, tidak peduli berapa banyak goresan pisau yang selalu ku dapat setiap minggunya. aku selalu berusaha memberi yang terbaik, berusaha sebisaku, menjadi wanita sesempurna mungkin. dulu dia pernah mengaku bosan dengan hubunganku. Sakit pastinya. tapi ku acuhkan, aku paham betul makna kesabaran yang selalu ku ingat setiap mau tidur, hasilnya akan indah kan?.
Mungkin jika kau melihatku kau akan bilang aku adalah wanita yang sangat-sangat mandiri. ya mungkin memang benar, aku memaksanya sendiri. Setiap ingin mengeluh tentang hari yang kadang begitu berat aku selalu ingat bentakanmu, suara dengan nada tinggi yang menuntut aku agar bisa sendiri. hingga aku terbiasa seperti ini. Sakit? jawaban sangat benar.
Tapi hari ini aku merasa mulai lelah dengan keadaan seperti ini.
aku selalu merasa sendiri, tidak ada teman mengobrol, tidak ada teman bermain, tidak ada teman jalan.
Apa kau akan terus mengacuhkan aku, hingga aku tidak bisa lagi di acuhkan?