22 Juni 1995
Seorang bayi kecil itu lahir dari rahim seorang ibu yang
luar biasa. Bayi kecil nan mungil itu di lahirkan di gubuknya yang sederhana,
setelah 9 bulan beliau mengandungnya. Bayi itu buah cinta pertama mereka, anak
yang mereka tunggu-tunggu yang akan mereka banggakan kelak.
Di sudut ruangan itu tergantug sebuah cermin ukuran 30x60,
berbingkai kayu yang sedikit jabuk termakn usia. Disanalah terukir nama yang
telah di siapkan untuk bayi itu, di ukir dengan spidol hitam dan tidak bisa
terhapus “Aulia Azizah Syamsuri” nama itu yang telah di siapkan oleh seorang
ayah untuk putrid pertamanya. Yang artinya “Wanita yang perkasa seperti
matahari” ya itulah arti nama yang luar biasa tersebut. Tahun ke tahun bayi itu
tumbuh menjadi balita, anak-anak, remaja labil dan hingga di tanggal 22 juni
2013 ini.
Banyak yang mengira bayi itu akan sakit-sakitan karena nama
yang di sandangnya begitu luar biasa. Tapi tidak dengan bayi ini, dia tumbuh
bahkan lebih lincah dan punya ketahanan tubuh yag luar biasa.
Duluu sekali saat aku masih berusia 6 Tahun mama sampai
jengah dengan kelakuan nakalku, membawa tupai yang telah mati tertembak oleh
senapan bapak, ke rumah tetangga dan menakuti seorang ibu yag tengah hamil. Mama
dulu sempat berfikir akan mengganti namaku karena dia yakin nama yang luar
biasa itu yang membuat aku menjadi anak yang mucil dan nakal. Tapi bapak
menolaknya, beliau lah yang mengarahkan semua kelincahanku, membuatkanku mainan
dengan tangannya sendiri agar aku tidak berkelahi dengan anak tetangga,
kemudian aku di masukkan ke klub beladiri agar aku tahu bagaimana rasanya di
pukul seperti aku memukul anak tetanggaku dulu.
Aku keras kepala, ya bahkan saat mama marah karena aku
menjailin adikku sendiri aku tetap tidak mau mendengar, hingga adikku yang
masih kecil itu menangis dan aku langsung lari ke kamar dan pura-pura tidur. Ah
nakalnya bukan?
Jengah dengan kenakalanku mama menyuruh aku untuk ikut bapak
membuat rumah, sekedar supaya aku tidak mengganggu adikku dan agar aku tidak
berbuat aneh-aneh lagi, setidaknya aku merasa lebih takut dengan bapakku, ya
karena aku keras kepala dan bapak akan marah jika aku tidak mau
mendengarkannya.
Setahun yang lalu saat usia genap 17 tahun, aku berada jauh
dari rumah bahkan dari pulau tempat aku di lahirkan. Pergi jauh untuk menuntut
ilmu yang lebih tinggi lagi ke kota Makassar. Di pulau yang berbentuk seperti
huruf K dalam atlas dunia itu aku melangkah sendiri membawa koperku dengan
troli dan menyumbat telingaku dengan headset agar aku bisa mengacuhkan
panggilan menggoda dari om-om disana. 22 Juni 2012 pukul 09.00 pagi, bapak menelponku dan mengucapkan selamat ulang tahun yang ke
17, seketika itu pula aku menangis, bapak yang dulu dingin yang tidak pernah
mengucapkan selamat saat aku ulang tahun tiba-tiba mengucapkannya saat aku
berumur 17 tahun dan jauh dari rumah.
22 Juni 2013
Bayi uang dulu di lahirkan di gubuk yang sederhana itu kini
menjadi anak perempuan yang kadar kemucilannnya sedikit berkurang, ada seorang
laki-laki yang menyayanginya dan selalu menjaganya hingga kenakalannya sedikit
berkurang. Ya berkurang walaupun hanya sedikit.
Anak perempuan yang dulu suka berkelahi dengan anak tetangga
itu sekarang bisa lebih tenang.
Anak perempuan yang dulu selalu pulang dengan rok merah yang
berlumur kapur itu sekarang telah menjadi mahasiswi.
Anak perempuan yang dulu suka membawa tupai mati tertembak
oleh senapan ayahnya dan menakuti ibu hamil di samping rumahnya itu sekarang lebih senang menjailin laki-laki yang selama
hampir 4 tahun ini bersamanya, lebih baik dari pada ibu hamil kan?